Bab II
2.1 Kota Al-Quds
Sebelum membahas tentang Masjidil
Aqsa, ada baiknya di kulas terlebih dahulu tentang kota Al-Quds yang merupakan
tempat berdirinya Masjidil Aqsa. Kota Al-Quds adalah salah satu kota di tanah
Palestina. Kota ini memiliki beberapa nama lain, diantaranya Jerusalem, Ur
Salim, Elia, Baitul Maqdis, dan Baitul Muqaddas. Didalam kota Al-Quds, terdapat
satu kawasan yang disebut sebagai Kota Lama Al-Quds (Al-Quds Al-Qadim, The Old
City of Jerusalem). Kawasan ini dikelilingi oleh tembok yang berada dalam
kawasan Al-Quds Timur (Al-Quds yang sekarang dibagi menjadi Al-Quds Timur dan
Al-Quds Barat). Bagian selain Kota Lama yang ada dalam kota Al-Quds disebut
sebagai ‘Kota Baru Al-Quds’. Terus kota Al-Quds yang sekarang adalah Kota Lama
Al-Quds yang telah diperluas.[1]
Baitul Maqdis atau Baitul Muqaddas
sendiri lebih tepat diartikan sebagai Kota Lama dari pada keseluruhan Al-Quds yang ada saat
ini. Kota Lama Al-Quds/ Baitul Muqaddas terbagi dalam empat wilayah yaitu
Kampung Islam, Kampung Yahudi, Kampung Kristen dan Kampung Armenia (yang juga
Kristen). Dan didalam Kota Lama ini terdapat satu petak tanah berbentuk persegi
empat yang disebut sebagai Al-Haram Al-Syarif. Al-Haram Al-Syarif adalah
Masjidil Aqsa yang dimaksudkan dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah.
Al-Haram Al-Syarif dibatasi oleh dinding-dinding berbentuk segi empat. Dengan
demikian, Masjidil Aqsa adalah keseluruhan bagian dalam petak segiempat
tersebut.
Sketsa Al-Quds[2]
Kota Al-Quds yang merupakan
Kota Suci ini dibangun sekitar tahun 4000 SM. Saat itu orang-orang Kan’an yang
tak lain adalah orang Arab membangun kota tersebut dan memberinya nama Yord
Saleem, yakni tempat tinggalnya Tuhan Salim/ Syalim. Nama ini masih digunakan
sampai sekarang dengan sedikit perubahan.
Peristiwa
penting yang terjadi dalam kota Al-Quds atau Baitul Maqdis adalah peristiwa
yang terjadi pada masa kota tersebut dikuasai oleh orang-orang Romawi, pada
masa itu kota Al-Quds dikenal dengan nama Ellia Capitolina yang artinya Ellia
yang Agung atau kota Tuhan. Masa bersejarah ini diperkirakan adalah fase dimana
Rasulullah SAW mengunjungi kota Al-Quds dalam pejalanan Isra’ Mi’raj. Dan Al-Quds/
Baitul Maqdis/ Ellia Capitolina merupakan tempat terakhir yang dikunjungi
beliau dalam perjalanan Isra’ di bumi sebelum Mi’raj ke langit.[3]
Beberapa
tokoh sejarawan berpendapat bahwa nama Baitul Maqdis (nama lain dari kota
Al-Quds) sudah dikenal ketika terjadinya
peristiwa Isra’ Mi’raj. Pendapat tersebut disandarkan pada beberapa hadits Nabi
SAW yang mengungkapkan seputar kota tersebut. Seperti sabda Rasulullah SAW yang
diriwayatkan oleh Maimunah (salah satu pembantu Rasulullah SAW) ia berkata, “
Wahai Rasulullah ceritakanlah kepada kami tentang baitul Maqdis “.
Ketika berbicara tentang Isra’, Rasulullah SAW bersabda “ ketika kaum Quraisy
tidak percaya tentang perjalananku menuju Baitul Maqdis, aku tidur di
Al-Hajar kemudian Allah memuliakanku dengan menunjukkan kepadaku Baitul
Maqdis, serta merta aku memberi tahu mereka mengenai kekuasan Allah dan aku
melihat sendiri Baitul Maqdis”.
Baitul
Maqdis atau Al-Quds adalah kota yang sedikit pun tidak pernah mendapatkan
ketentraman, kecuali ketika ditaklukkan dan ditundukkan oleh umat Islam di
bawah pimpinan Amr Bin Ash. Namun ada yang mengatakan di bawah pimpinan Abu
Ubaidah Ibnul-Jarrah di masa kepemimpinan Khalifah Umar Ibnul Khattab, yang
sengaja datang dari Madinah menuju Baitul Muqdis untuk menerima kunci-kunci
kota tersebut, berikut kunci Masjidil Aqsa. Pemerintah Islam mengatur kota
tersebut dengan hukum Islam selama 13 abad.
Namun
sesuai dengan fakta sejarah kota ini memang tidak memilik ketentraman sampai
saat sekarang. Kota ini merupakan daerah yang ingin dikuasai oleh orang-orang
yahudi yang tak bermoral. Sehingga pertempuran antara kaum yahudi yang ingin
mengusai daerah ini dengan kaum muslim palestina yang ingin menyelamatkan kota
Al-Quds dan Masjidil Aqsa dari kekejian orang Yahudi akan terus terjadi selama
yahudi tidak mau beranjak dari kota ini.
2.2 Masjidil Aqsa
Masjid
merupakan tempat ibadah bagi umat islam, banyak umat islam yang melaksanakan
ibadah di tempat ini. Banyak sekali masjid yang ada di dunia ini, jutaan lebih
jumlahnya. Namun dari sekian banyaknya masjid yang ada di bumi ini ada tiga
masjid yang bisa di katakan istimewa bagi umat Islam. Ketiga masjid ini
memiliki nilai historis yang sangat besar bagi umat islam. Ketiga masjid ini
adalah Masjidil Haram di Makkah Arab Saudi, Masjid Nabawi di Madinah Arab
Saudi, dan Masjidil Aqsa di Al Quds/ Yerusalem Palestina. Hal tersebut
berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri ra, ia berkata,
“Rasulullah saw bersabda, ‘Janganlah melakukan ziarah kecuali ke tiga masjid:
Masjidil Haram, Masjidil Aqsa, dan masjidku ini (yakni Masjid Nabawi).” (HR
Bukhari dan Muslim)[4]
Di
sini akan dibahas salah satu dari ketiga masjid istimewa tersebut, yakni
Masjidil Aqsa Palestina. Masjidil Aqsa adalah masjid yang sangat tua, dalam
sebuah hadits disebutkan bahwa Masjidil Aqsa merupakan masjid kedua yang di
bangun di muka bumi ini sejak bumi diciptakan. Hadits tersebut diriwayatkan oleh
Abu Dzar r.a., ia berkata “Saya bertanya kepada Rasulullah SAW perihal masjid
yang pertama kali dibangun di bumi.” Beliau menjawab,” Masjidil Haram “. Saya
bertanya lagi ,”kemudian apa lagi, ya Rasulullah? Beliau menjawab,” Masjidil
Aqsa”. Lalu saya bertanya lagi,” berapa jarak antara keduanya?” Nabi SAW
menjawab,” empat puluh tahun. kemudian semua permukaan bumi ini dijadikan
masjid bagimu, jika engkau mendapati waktu shalat maka shalatlah di
permukaannya, karena disanalah terdapat keutamaan”.
Masjidil
Haram sebagai masjid dan rumah Allah yang pertama di bangun di permukaan bumi merupakan
hasil usaha dari Nabi Ibrahim a.s. dan putranya Nabi Ismail a.s.. Sedangkan
Masjidil Aqsa sebagai masjid kedua yang dibangun di permukaan bumi yang
berjarak empat puluh tahun setelah berdirinya Masjid pertama (Masjidil Haram)
adalah hasil pembangunan dari Nabi Ya’qub a.s.. Dan pada masa Nabi Dawud a.s.
Masjidil Aqsa di perbaharui kembali oleh Nabi Dawuda.s.. Setelah itu pada zaman
Nabi Sulaiman a.s. Masjidil Aqsa diperbaharui dan disempurnakan oleh Nabi
Sulaiman a.s.[5]
Setelah itu selang waktu yang
sangat panjang Masjidil Aqsa kembali di perbaharui. Pada saat umat Islam mengusai
Baitul Maqdis dan kekuasaan islam berada di tangan bani Umaiyah yang saat itu
dipimpin oleh khalifah Abdul Malik bin Marwan pembaharuan atau renovasi
Masjidil Aqsa itu dilaksanakan. Namun sebelum merenovasi Masjidil Aqsa,
khalifah Abdul Malik bin Marwan terlebih dahulu merenovasi Masjid Ash Shakrah.
Sekilas tentang Masjid Ash
Shakrah, Masjid Ash Shakrah adalah
sebuah masjid yang berada di samping (masih dalam kawasan) Masjidil Aqsa
yang di kenal dengan masjid dinding segi delapan dan kubah emasnya. Masjid Ash
Shakrah dulunya adalah sebuah batu yang terkenal dengan nama Qubbatush-Shahra atau
batu Mi’raj yang merupakan tempat yang dikeramatkan atau di sucikan. Sebab batu
tersebut diyakini menjadi tempat pijakan Rasulullah saw ketika bertolak naik
menuju ke langit dalam peristiwa Mi’raj. Selain itu ada riwayat yang mengatakan
bahwa batu Shakrah dulu
merupakan tempat dimana malaikat Jibril a.s. mengikat buraq agar ia kembali bersama Rasulullah SAW ke
Mekkah lagi setelah selesai dari perjalanannya menuju langit ketujuh dalam
perjalanan Isra’ mi’raj. Buraq sendiri adalah hewan tunggangan Rasulullah SAW
saat Isra’ Mi’raj yang dipakai juga oleh nabi-nabi terdahulu, dengan ciri-ciri
hewan tersebut berwarna putih menyerupai
al-baghl (hewan) hasil perkawinan silang antara kuda dan keledai, dan
menyerupai himar (keledai), di pahanya terdapat dua sayap yang digerakkan oleh
kedua kakinya, kaki-kakinya terletak di ujung dari sisi-sisi badannya.
Deskripsi tentang buraq tersebut berdasarkan hadits nabi yang diceritakan dari
hasan al-Bashri dan juga yang dinukil dari sirahnya Ibnu Ishaq.[6]
Kembali lagi ke permasalahan renovasi Masjidil Aqsa oleh khalifah Abdul
Malik bin Marwan. Setelah khalifah Abdul Malik bin Marwan membangun Masjid Ash Shakrah pada tahun 66 H
/ 685 M dan selesai pada tahun 72 H / 691 M, kemudian beliau membangun atau merenovasi
Masjidil Aqsa yang berada di sebelah selatan dari Masjid Ash Shakrah dan hanya berjarak
beberapa meter saja dari Masjid Ash
Shakrah. Namun pembangunan Masjidil aqsa tersebut baru bisa diselesaikan
pada masa pemerintahan anaknya,yaitu Khalifah Al-Walid, pada tahun 705 M.
Kedua masjid tersebut (Masjidil Aqsa dan Masjid Ash Shakrah) di bangun permanen menggunakan bahan dari batu,
hal tersebut dilaksanakan setelah meminta pertimbangan dari umat Islam.
Sedangkan dana yang dugunakan untuk merenovasi Masjidil Aqsa dan Masjid Ash Shakrah tersebut berasal dari
pajak Negara Mesir selama tujuh tahun. Manajemen pembangunan kedua masjid
tersebut diserahkan kepada dua orang kepercayaan khalifah Abdul Malik bin
Marwan. Mereka adalah Raja bin Hayyah bin Juud al-kindi (salah satu ulama
terkenal pada masa awal Islam) dan yang kedua adalah Yazid bin Salam, dia
adalah salah seorang pembantu khalifah Abdul Malik bin Marwan yang tak lain
merupakan penduduk kota Al-Quds. Perubahan terhadap kondisi fisik kedua masjid
terpaksa dilakukan, hal ini disebabkan antara lain karena adanya bencana gempa,
angin kencang, dan hujan.[7]
Gambar-gambar
dari Masjidil Aqsa dan sekelilingnya termasuk Masjid Ash Shakrah[8]
:
2.3 Keistimewaan Masjidil Aqsa
Masjidil Aqsa memiliki banyak sekali keistimewaan yang diberikan oleh
Allah SWT untuk diperlihatkan kepada umat manusia semua. Salah satunya sesuai
yang disebutkan Allah dalam QS Al-Isra’ ayat 1. “Maha suci Dzat yang telah
memperjalankan hamba-Nya pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa
yang Kami berkati sekelilingnya, agar Kami memperlihatkan ayat-ayat Kami.
Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” Mengapa Allah tidak menaikkan Rasulullah ke
langit secara langsung dari Masjidil Haram melainkan singgah terlebih dahulu ke
Masjidil Aqsa, itu merupakan bukti nyata bahwa Masjidil Aqsa merupakan masjid
yang memilki keutamaan. Dan Masjidil Aqsa merupakan tempat yang di singgahi
Rasulullah yang sekaligus di pakai sebagai titik tolak Nabi Mi’raj ke langit.
Bicara sekilas tentang Isra’ Mi’raj. Isra’ Mi’raj merupakan peristiwa
bersejarah dimana Allah memperjalankan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram
menuju ke Sidratul Muntaha pada tanggal 27 Rajab dan Nabi menerima perintah
Shalat saat peristiwa tersebut. Awal peristiwa tersebut di lihat dari
pendapat pakar sejarah dan ulama ada dua
tempat. Pertama, dari rumah Ummu Hani Binti Abi Thalib dimana Rasul
menginap pada malam itu. Pendapat tersebut sesuai dengan yang disebutkan Ibnu
Abbas r.a. dan yang dunukil dari pendapat tokoh-tokoh lainnya. Kedua,
Masjidil Haram. Tepatnya adalah Ka’bah, ulama yang sependapat dengan ini adalah
Al-Imam Ibnu Ishaq di sirahnya. Beliau mengungkapkan bahwa diceritakan dari
Hasan al-Bisri, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,” ketika aku sedang terlelap
tidur di samping Hajar Aswad, tiba-tiba jibril menghampiriku dan menyentuh
tubuhku dengan tangannya. Kemudian aku duduk, tapi aku tak melihat apapun. Maka
aku kembali ke pembaringanku, tiba-tiba ia mendatangiku lagi untuk yang kedua
kalinya dan melakukan hal yang sama seperti semula tapi aku tak melihat apapun.
Maka aku kembali ke pembaringanku, tiba-tiba ia mendatangiku untuk yang ketiga
kalinya kemudian aku duduk, ia menarik lengannku dan aku bangun bersamanya.
Selanjutnya kami keluar menuju pintu masjid, tiba-tiba saja di hadapan kami
tampak seekor hewan tunggangan…..”.[9] Setelah itu Nabi dibawa
Menuju Palestina khususnya Masjidil Aqsa dan kemudian ke langit dan menuju
Sidratul Muntaha. Dalam perjalanan Isra’ Mi’raj beliau menemukan banyak hal yang
penting dan yang terpenting ialah beliau menerima perintah untuk shalat 5
waktu.
Itu sedikit tentang peristiwa Isra’ Mi’raj yang mungkin sudah banyak
yang mengetahuinya. Sekarang kembali ke pembahasan mengenai keutamaan Msjidil
Aqsa. Selain Masjidil Aqsa merupakan tempat yang dikunjungi Rasul pada
peristiwa Isra’ Mi’raj, masjid itu juga memiliki banyak keutamaan sesuai yang
disebutkan dalam beberapa hadits nabi.
Seperti dalam riwayat Abu Dzar ra, ketika ia berkata, ”Aku bertanya
kepada Rasulullah mengenai masjid yang pertama kali dibangun di muka bumi. Maka
Rasulullah saw menjawab, ’Masjidil Haram.’ Aku pun bertanya, ’Lalu sesudah
itu?’ Beliau menjawab, ’Masjidil Aqsa.’ Aku bertanya lagi, ’Berapa jarak waktu
antara keduanya?’ Beliau menjawab, ’Empat puluh tahun.’ Kemudian beliau
berkata,’Dimanapun engkau mendapati waktu sholat, lakukanlah sholat. Dan
segenap penjuru bumi adalah masjid bagimu.” (HR Bukhari dan Muslim).
Di samping itu, Masjidil Aqsa adalah kiblat pertama umat Islam. Setelah
enam belas atau tujuh belas bulan sesudah hijrah ke Madinah, Rasulullah saw dan
para sahabat masih berkiblat ke Masjidil Aqsa ketika melakukan shalat. Baru
kemudian sesudah itu turun wahyu yang memerintahkan Rasulullah dan umatnya
untuk mengalihkan kiblat ke arah Ka’bah. Sesuai dengan hadits yang diriwayatkan
dari Al-Barra’ bin Azib ra, ia berkata, “Kami sholat bersama Nabi saw menghadap
ke Baitul Maqdis selama enam belas atau tujuh belas bulan, kemudian beliau
mengalihkan arah ke kiblat (di Mekkah).” (HR Bukhari dan Muslim)
Rasulullah saw juga menegaskan kedudukan Masjidil Aqsa terhadap
Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Dari Abu Said Al-Khudri ra, ia berkata,
“Rasulullah saw bersabda, ‘Janganlah melakukan ziarah kecuali ke tiga masjid:
Masjidil Haram, Masjidil Aqsa, dan masjidku ini (yakni Masjid Nabawi).” (HR
Bukhari dan Muslim).
Dalam sebuah hadits yang berasal dari Abu Ad-Darda’ ra, Rasulullah saw
juga bersabda, ”Sholat di Masjidil Haram lebih utama seratus ribu kali lipat
daripada sholat di masjid-masjid lainnya. Sholat di Masjid Nabawi lebih utama
seribu kali lipat. Dan sholat di Masjidil Aqsa lebih utama lima ratus kali
lipat.” (HR Ahmad).
Bahkan dalam hadits yang lain, Maimunah ra bahkan berkata, “Aku
bertanya kepada Rasulullah saw, ‘Wahai Rasulullah, beritahulah kami mengenai
Baitul Maqdis.’ Rasulullah pun menjawab, “Ia adalah Bumi Mahsyar dan Bumi
Mansyar. Maka datanglah kesana dan sholatlah disana, karena sesungguhnya pahala
sholat disana seribu kali lipat daripada sholat di tempat-tempat lainnya…” (HR
Imam Ahmad).[10]
Di Baitul Maqdis Nabi SAW bertemu dengan para
nabi dan bersalaman dengan mereka, bahkan shalat bersama mereka sebagai imam di
Baitul Maqdis. Namun Nabi tidak mengenal satu persatu nabi
yang shalat bersama beliau di Baitul Maqdis, karena
jumlah mereka sangat banyak dan mereka berkumpul untuk shalat dibelakang
beliau. Ketika beliau usai menjadi imam mereka, beliau langsung menyelesaikan
perjalanan Isra’ Mi;raj tanpa berkenalan dengan para nabi yang shalat di
belakang beliau satu persatu. Tapi, ketika beliau dalam
perjalanan naik ke langit, beliau terus bertanya kepada
Jibril tentang nabi tadi satu persatu. [11] Namun dalam suatu riwayat bahwa saat Nabi
Mengunjungi Baitul Maqdis, keadaan Masjidil Aqsa tersebut belum seperti masjid
dan masih dipenuhi oleh patung berhala yang jumlahnya mencapai 309 buah patung.
Bahkan Masjidil Aqsa beserta batu Shakhrah merupakan tempat pembuangan sampah.
Namun sampah tersebut ketika Umar Bin Khatab datang beliau menyapunya dan
mengangkut sampah menggunakan sorbannya sendiri.[12]
Jadi bisa dilihat bahwa pada saat Nabi bertemu dan shalat berjamaah bersama
para nabi, tempatnya bukan di Masjidil Aqsa karena keadaanya masih seperti itu,
melainkan di tempat lain yang masih dekat dengan MAsjidil Aqsa dan masih dalam
Baitul Maqdis.
2.4 Masjidil
Aqsa Sekarang
Sekarang kondisi Masjidil Aqsa sudah sangat mengkhawatirkan, banyak
pihak yang ingin menghapus keberadaan masjdil Aqsa dari umat Islam. Dengan
kondisi negara Palestina yang sekarang dalam jajahan kaum yahudi israel sangat
memungkinkan bagi kaum yahudi untuk menguasai Masjid yang agung tersebut.
Sekarang saja umat Islam tidak bisa leluasa memasuki negara Palestina apalagi
memasuki Masjidil Aqsa. Kejadian beberapa hari yang lalu saat rombongan relawan
yang menggunakan kapal Marmara yang ingin membantu penduduk Gaza di tembaki
oleh tentara israel yang tak bermoral, kejadian itu sudah cukup sebagai bukti
susahnya umat muslim di luar Palestina masuk negara Palestina. Apalagi orang
Islam dari luar negara Palestina, Warga Palestina saja untuk memasuki Masjidil
Aqsa sudah sangat sulit. Banyak syarat bagi warga negara Palestina yang ingin
memasuki atau beribadah di Masjidil Aqsa, seperti : hanya orang-orang tua dan
anak-anak saja yang diperbolehkan masuk untuk beribadah, diberi batasan untuk
masuk Masjidil Aqsa walaupun dengan tujuan ibadah. Semua itu merupakan
kejahatan hak asasi manusia yang sudah sangat keterlaluan. Selain itu dampak
kerusakan yang terjadi akibat perperangan bukanlah sedikit, banyak sekali
bagian-bagian dari Masjidil Aqsa yang rusak. Padahal Masjidil Aqsa merupakan
masjid yang dibuat sendiri oleh para nabi dan memilik nilai sejarah yang sangat
panjang. Selain itu di dalam Masjidil Aqsa sering terjadi pembantaian kaum
muslim oleh israel pada saat umat muslim
sedang tidak bersenjata bahkan pada waktu melaksanakan ibadah. Bisa di
bayangkan keadaan umat Muslim yang ada di Palestina sangat memperihatinkan dan
mencekam. Untuk beribadah di tempat yang di janjikan Allah dengan lima ratus
kali lipat shalat di masjid-masjid lainnya taruhannya nyawa. Dalam keadaan
seperti itu sulit rasanya muslim Palestina bisa merasakan ketenangan saat
menghadap Allah atau beribadah.
Selain itu musuh-musuh kaum muslim juga menggunakan cara yang licik
untuk menghancurkan Masjidil Aqsa, salah satunya dengan menyebarkan berita dan
gambar-gambar bohong tentang yang mana Masjidil Aqsa yang sebenarnya.
Mereka menyebutkan bahwa gambar yang terlihat diatas yang memiliki
kubah berwarna emas tersebut sebagai Masjidil Aqsa padahal itu kesalahan besar.
Gambar masjid yang memiliki kubah berwarna emas tersebut adalah Dome of The Rock atau Masjid Ash Shakrah yang berada dalam satu kawasan bersama
Masjidil Aqsa. Sedangkan Masjidil Aqsa yang sebenarnya bisa terlihat pada
gambar di atas, yaitu masjid yang terlihat agak jauh yang memiliki kubah
berwarna hijau.[13]
Tujuan kaum yahudi menyebarkan kebohongan dengan mengatakan Dome of
The Rock atau Masjid Ash Shakrah sebagai Masjidil Aqsa ialah untuk
meruntuhkan Masjidil Aqsa yang sebenarnaya. Mereka berharap agar umat Islam
menerima kebohongan mereke, sehingga ketika umat Islam sendiri sudah memiliki
anggapan yang keliru tentang Masjidil Aqsa maka akan semakin mudah bagi kaum
Yahudi untuk menghancurkan Masjidil Aqsa. Dan apabila ada kaum muslim yang
mengatakan kaum kepada dunia bahwa kaum Yahudi telah menghancurkan Masjidil
Aqsa, maka kaum yahudi akan mengelak dengan mengatakan bahwa Masjidil Aqsa
masih utuh namun dengan menyodorkan gambar dari Dome of The Rock atau
Masjid Ash Shakrah. Itu merupakan akal licik dari kaum yahudi untuk
menghancurkan Masjidil Aqsa yang agung.
Berikut merupakan cuplikan surat yang ditulis oleh Dr. Marwan kepada
ketua pengarang harian "Al-Dastour". Dr. Marwan menghimbau bagi umat
Islam agar berhati-hati dengan perancangan golongan ‘Bintang Enam’ atau kaum yahudi
tentang Masjidil Aqsa dan jangan biarkan mereka berjaya dengan perancangan itu.
Terjemah surat Dr.
Marwan:
Terdapat
beberapa kekeliruan di antara Masjidil Aqsa dan The Dome of The Rock. Apabila
mereka menyebut tentang Masjidil Aqsa di dalam media setempat maupun antarbangsa, maka gambar The Dome of
The Rock pula yang akan ditunjukkan. Alasan utama mereka melakukan hal itu
adalah agar semua orang Islam mengabaikan masjidil aqsa. Tinjauan ini saya peroleh
pada saat saya tinggal di USA, disana
saya telah melihat sendiri bahawa mereka di Amerika telah mencetak dan
mengedarkan gambar tersebut dan menjualnnya kepada orang arab dan Muslim di
sana. Kadang-kadang gambar itu dijual dengan harga yang murah bahkan sering kali
diberikan secara percuma kepada orang
muslim supaya orang Muslim dapat mengedarkannya dimana-mana mereka berada. Tak
peduli orang-orang rumahan maupun penjabat.
Ini
meyakinkan saya bahawa mereka ingin menghapuskan gambaran Masjid Al-Aqsa dari
ingatan umat Islam supaya mereka dapat memusnahkannya dan membina kuil mereka
tanpa sepengetahuan publik. Seandainya ada pihak yang membangkang atau
menentang, maka mereka akan menunjukkan gambar The Dome of The Rock yang masih
utuh berdiri, dan menyatakan bahawa mereka tidak berbuat apa-apa. Rancangan
yang sungguh bijak! Saya juga merasa amat terkejut apabila bertanya kepada
beberapa rakyat arab, Muslim, bahkan rakyat Palestin kerana saya mendapati
bahwa mereka sendiri tidak dapat membedakan
antara kedua bangunan tersebut. Ini benar-benar membuat saya merasa kesal dan
sedih kerana hingga kini mereka telah berjaya dalam perancangan mereka.
Dr. Marwan Saeed
Saleh Abu Al-Rub Associate Professor,
Mathematics Zayed University
Dubai[14]
Jadi selain ingin mengahancurkan
Masjidil Aqsa secara terang-terangan atau dengan senjata, mereka kaum yahudi
juga menggunakan cara yang licik dengan menanamkan kebohongan-kebohongan kepada dunia tentang
keaslian Masjidil Aqsa. Sungguh benar-benar licik cara yang di pakai mereka.
Melihat itu semua, Masjidil Aqsa
yang merupakan salah satu masjid yang di muliakan umat Islam dan di agungkan
oleh Nabi SAW tentunya harus segera di bebaskan. Sebagaimana dulu yang pernah
dilakukan oleh Shalahuddin al-Ayyubi pada masa perang salib.
*****
khoiruddin, juni 2010
[1]
http://filestin.wordpress.com/2009/07/16/yang-manakah-masjidil-aqsa/
[3]
Hanafi Muhallawi, Tempat-Tempat
Bersejarah Dalam Kehidupan Rasulullah(Jakarta:Gema Insani Press, 2005), 54.
[4] http://filestin.wordpress.com/2009/07/16/yang-manakah-masjidil-aqsa/
[5]
Hanafi Muhallawi, Tempat-Tempat
Bersejarah Dalam Kehidupan Rasulullah(Jakarta:Gema Insani Press, 2005), 53.
[6]
Hanafi Muhallawi, Tempat-Tempat
Bersejarah Dalam Kehidupan Rasulullah(Jakarta:Gema Insani Press, 2005),
49-51.
[7]
Hanafi Muhallawi, Tempat-Tempat
Bersejarah Dalam Kehidupan Rasulullah(Jakarta:Gema Insani Press, 2005), 56.
[9]
Hanafi Muhallawi, Tempat-Tempat
Bersejarah Dalam Kehidupan Rasulullah(Jakarta:Gema Insani Press, 2005), 49.
[10]
http://filestin.wordpress.com/2009/07/16/keutamaan-masjidil-aqsha/
[11]
http://tausiyahmuslim.blogspot.com/2010/06/deskripsi-masjid-al-aqsa.html
[12]
Hanafi Muhallawi, Tempat-Tempat
Bersejarah Dalam Kehidupan Rasulullah(Jakarta:Gema Insani Press, 2005), 52.
No comments:
Post a Comment