Saturday, 1 June 2013

Masjidil Aqsa Palestina

Bab II
2.1 Kota Al-Quds
            Sebelum membahas tentang Masjidil Aqsa, ada baiknya di kulas terlebih dahulu tentang kota Al-Quds yang merupakan tempat berdirinya Masjidil Aqsa. Kota Al-Quds adalah salah satu kota di tanah Palestina. Kota ini memiliki beberapa nama lain, diantaranya Jerusalem, Ur Salim, Elia, Baitul Maqdis, dan Baitul Muqaddas. Didalam kota Al-Quds, terdapat satu kawasan yang disebut sebagai Kota Lama Al-Quds (Al-Quds Al-Qadim, The Old City of Jerusalem). Kawasan ini dikelilingi oleh tembok yang berada dalam kawasan Al-Quds Timur (Al-Quds yang sekarang dibagi menjadi Al-Quds Timur dan Al-Quds Barat). Bagian selain Kota Lama yang ada dalam kota Al-Quds disebut sebagai ‘Kota Baru Al-Quds’. Terus kota Al-Quds yang sekarang adalah Kota Lama Al-Quds yang telah diperluas.[1]
            Baitul Maqdis atau Baitul Muqaddas sendiri lebih tepat diartikan sebagai Kota Lama dari pada  keseluruhan Al-Quds yang ada saat ini. Kota Lama Al-Quds/ Baitul Muqaddas terbagi dalam empat wilayah yaitu Kampung Islam, Kampung Yahudi, Kampung Kristen dan Kampung Armenia (yang juga Kristen). Dan didalam Kota Lama ini terdapat satu petak tanah berbentuk persegi empat yang disebut sebagai Al-Haram Al-Syarif. Al-Haram Al-Syarif adalah Masjidil Aqsa yang dimaksudkan dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah. Al-Haram Al-Syarif dibatasi oleh dinding-dinding berbentuk segi empat. Dengan demikian, Masjidil Aqsa adalah keseluruhan bagian dalam petak segiempat tersebut.
Sketsa Al-Quds[2] 

            

Kota Al-Quds yang merupakan Kota Suci ini dibangun sekitar tahun 4000 SM. Saat itu orang-orang Kan’an yang tak lain adalah orang Arab membangun kota tersebut dan memberinya nama Yord Saleem, yakni tempat tinggalnya Tuhan Salim/ Syalim. Nama ini masih digunakan sampai sekarang dengan sedikit perubahan.
            Peristiwa penting yang terjadi dalam kota Al-Quds atau Baitul Maqdis adalah peristiwa yang terjadi pada masa kota tersebut dikuasai oleh orang-orang Romawi, pada masa itu kota Al-Quds dikenal dengan nama Ellia Capitolina yang artinya Ellia yang Agung atau kota Tuhan. Masa bersejarah ini diperkirakan adalah fase dimana Rasulullah SAW mengunjungi kota Al-Quds dalam pejalanan Isra’ Mi’raj. Dan Al-Quds/ Baitul Maqdis/ Ellia Capitolina merupakan tempat terakhir yang dikunjungi beliau dalam perjalanan Isra’ di bumi sebelum Mi’raj ke langit.[3]
            Beberapa tokoh sejarawan berpendapat bahwa nama Baitul Maqdis (nama lain dari kota Al-Quds)  sudah dikenal ketika terjadinya peristiwa Isra’ Mi’raj. Pendapat tersebut disandarkan pada beberapa hadits Nabi SAW yang mengungkapkan seputar kota tersebut. Seperti sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Maimunah (salah satu pembantu Rasulullah SAW) ia berkata, “ Wahai Rasulullah ceritakanlah kepada kami tentang baitul Maqdis “. Ketika berbicara tentang Isra’, Rasulullah SAW bersabda “ ketika kaum Quraisy tidak percaya tentang perjalananku menuju Baitul Maqdis, aku tidur di Al-Hajar kemudian Allah memuliakanku dengan menunjukkan kepadaku Baitul Maqdis, serta merta aku memberi tahu mereka mengenai kekuasan Allah dan aku melihat sendiri Baitul Maqdis”.
            Baitul Maqdis atau Al-Quds adalah kota yang sedikit pun tidak pernah mendapatkan ketentraman, kecuali ketika ditaklukkan dan ditundukkan oleh umat Islam di bawah pimpinan Amr Bin Ash. Namun ada yang mengatakan di bawah pimpinan Abu Ubaidah Ibnul-Jarrah di masa kepemimpinan Khalifah Umar Ibnul Khattab, yang sengaja datang dari Madinah menuju Baitul Muqdis untuk menerima kunci-kunci kota tersebut, berikut kunci Masjidil Aqsa. Pemerintah Islam mengatur kota tersebut dengan hukum Islam selama 13 abad.
            Namun sesuai dengan fakta sejarah kota ini memang tidak memilik ketentraman sampai saat sekarang. Kota ini merupakan daerah yang ingin dikuasai oleh orang-orang yahudi yang tak bermoral. Sehingga pertempuran antara kaum yahudi yang ingin mengusai daerah ini dengan kaum muslim palestina yang ingin menyelamatkan kota Al-Quds dan Masjidil Aqsa dari kekejian orang Yahudi akan terus terjadi selama yahudi tidak mau beranjak dari kota ini.
2.2 Masjidil Aqsa
            Masjid merupakan tempat ibadah bagi umat islam, banyak umat islam yang melaksanakan ibadah di tempat ini. Banyak sekali masjid yang ada di dunia ini, jutaan lebih jumlahnya. Namun dari sekian banyaknya masjid yang ada di bumi ini ada tiga masjid yang bisa di katakan istimewa bagi umat Islam. Ketiga masjid ini memiliki nilai historis yang sangat besar bagi umat islam. Ketiga masjid ini adalah Masjidil Haram di Makkah Arab Saudi, Masjid Nabawi di Madinah Arab Saudi, dan Masjidil Aqsa di Al Quds/ Yerusalem Palestina. Hal tersebut berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri ra, ia berkata, “Rasulullah saw bersabda, ‘Janganlah melakukan ziarah kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, Masjidil Aqsa, dan masjidku ini (yakni Masjid Nabawi).” (HR Bukhari dan Muslim)[4]
            Di sini akan dibahas salah satu dari ketiga masjid istimewa tersebut, yakni Masjidil Aqsa Palestina. Masjidil Aqsa adalah masjid yang sangat tua, dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Masjidil Aqsa merupakan masjid kedua yang di bangun di muka bumi ini sejak bumi diciptakan. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Abu Dzar r.a., ia berkata “Saya bertanya kepada Rasulullah SAW perihal masjid yang pertama kali dibangun di bumi.” Beliau menjawab,” Masjidil Haram “. Saya bertanya lagi ,”kemudian apa lagi, ya Rasulullah? Beliau menjawab,” Masjidil Aqsa”. Lalu saya bertanya lagi,” berapa jarak antara keduanya?” Nabi SAW menjawab,” empat puluh tahun. kemudian semua permukaan bumi ini dijadikan masjid bagimu, jika engkau mendapati waktu shalat maka shalatlah di permukaannya, karena disanalah terdapat keutamaan”.
            Masjidil Haram sebagai masjid dan rumah Allah yang pertama di bangun di permukaan bumi merupakan hasil usaha dari Nabi Ibrahim a.s. dan putranya Nabi Ismail a.s.. Sedangkan Masjidil Aqsa sebagai masjid kedua yang dibangun di permukaan bumi yang berjarak empat puluh tahun setelah berdirinya Masjid pertama (Masjidil Haram) adalah hasil pembangunan dari Nabi Ya’qub a.s.. Dan pada masa Nabi Dawud a.s. Masjidil Aqsa di perbaharui kembali oleh Nabi Dawuda.s.. Setelah itu pada zaman Nabi Sulaiman a.s. Masjidil Aqsa diperbaharui dan disempurnakan oleh Nabi Sulaiman a.s.[5]
Setelah itu selang waktu yang sangat panjang Masjidil Aqsa kembali di perbaharui. Pada saat umat Islam mengusai Baitul Maqdis dan kekuasaan islam berada di tangan bani Umaiyah yang saat itu dipimpin oleh khalifah Abdul Malik bin Marwan pembaharuan atau renovasi Masjidil Aqsa itu dilaksanakan. Namun sebelum merenovasi Masjidil Aqsa, khalifah Abdul Malik bin Marwan terlebih dahulu merenovasi Masjid Ash Shakrah.
Sekilas tentang Masjid Ash Shakrah, Masjid Ash Shakrah adalah sebuah masjid yang berada di samping (masih dalam kawasan) Masjidil Aqsa yang di kenal dengan masjid dinding segi delapan dan kubah emasnya. Masjid Ash Shakrah dulunya adalah sebuah batu yang terkenal dengan nama Qubbatush-Shahra atau batu Mi’raj yang merupakan tempat yang dikeramatkan atau di sucikan. Sebab batu tersebut diyakini menjadi tempat pijakan Rasulullah saw ketika bertolak naik menuju ke langit dalam peristiwa Mi’raj. Selain itu ada riwayat yang mengatakan bahwa batu Shakrah dulu merupakan tempat dimana malaikat Jibril a.s. mengikat buraq  agar ia kembali bersama Rasulullah SAW ke Mekkah lagi setelah selesai dari perjalanannya menuju langit ketujuh dalam perjalanan Isra’ mi’raj. Buraq sendiri adalah hewan tunggangan Rasulullah SAW saat Isra’ Mi’raj yang dipakai juga oleh nabi-nabi terdahulu, dengan ciri-ciri hewan tersebut berwarna putih  menyerupai al-baghl (hewan) hasil perkawinan silang antara kuda dan keledai, dan menyerupai himar (keledai), di pahanya terdapat dua sayap yang digerakkan oleh kedua kakinya, kaki-kakinya terletak di ujung dari sisi-sisi badannya. Deskripsi tentang buraq tersebut berdasarkan hadits nabi yang diceritakan dari hasan al-Bashri dan juga yang dinukil dari sirahnya Ibnu Ishaq.[6]
Kembali lagi ke permasalahan renovasi Masjidil Aqsa oleh khalifah Abdul Malik bin Marwan. Setelah khalifah Abdul Malik bin Marwan membangun Masjid Ash Shakrah pada tahun 66 H / 685 M dan selesai pada tahun 72 H / 691 M, kemudian beliau membangun atau merenovasi Masjidil Aqsa yang berada di sebelah selatan dari Masjid Ash Shakrah dan hanya berjarak beberapa meter saja dari Masjid Ash Shakrah. Namun pembangunan Masjidil aqsa tersebut baru bisa diselesaikan pada masa pemerintahan anaknya,yaitu Khalifah Al-Walid, pada tahun 705 M.
Kedua masjid tersebut (Masjidil Aqsa dan Masjid Ash Shakrah) di bangun permanen menggunakan bahan dari batu, hal tersebut dilaksanakan setelah meminta pertimbangan dari umat Islam. Sedangkan dana yang dugunakan untuk merenovasi Masjidil Aqsa dan Masjid Ash Shakrah tersebut berasal dari pajak Negara Mesir selama tujuh tahun. Manajemen pembangunan kedua masjid tersebut diserahkan kepada dua orang kepercayaan khalifah Abdul Malik bin Marwan. Mereka adalah Raja bin Hayyah bin Juud al-kindi (salah satu ulama terkenal pada masa awal Islam) dan yang kedua adalah Yazid bin Salam, dia adalah salah seorang pembantu khalifah Abdul Malik bin Marwan yang tak lain merupakan penduduk kota Al-Quds. Perubahan terhadap kondisi fisik kedua masjid terpaksa dilakukan, hal ini disebabkan antara lain karena adanya bencana gempa, angin kencang, dan hujan.[7]

Gambar-gambar dari Masjidil Aqsa dan sekelilingnya termasuk Masjid Ash Shakrah[8] :



  
2.3 Keistimewaan Masjidil Aqsa
            Masjidil Aqsa memiliki banyak sekali keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT untuk diperlihatkan kepada umat manusia semua. Salah satunya sesuai yang disebutkan Allah dalam QS Al-Isra’ ayat 1. “Maha suci Dzat yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang Kami berkati sekelilingnya, agar Kami memperlihatkan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”  Mengapa Allah tidak menaikkan Rasulullah ke langit secara langsung dari Masjidil Haram melainkan singgah terlebih dahulu ke Masjidil Aqsa, itu merupakan bukti nyata bahwa Masjidil Aqsa merupakan masjid yang memilki keutamaan. Dan Masjidil Aqsa merupakan tempat yang di singgahi Rasulullah yang sekaligus di pakai sebagai titik tolak Nabi Mi’raj ke langit.
Bicara sekilas tentang Isra’ Mi’raj. Isra’ Mi’raj merupakan peristiwa bersejarah dimana Allah memperjalankan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram menuju ke Sidratul Muntaha pada tanggal 27 Rajab dan Nabi menerima perintah Shalat saat peristiwa tersebut. Awal peristiwa tersebut di lihat dari pendapat  pakar sejarah dan ulama ada dua tempat. Pertama, dari rumah Ummu Hani Binti Abi Thalib dimana Rasul menginap pada malam itu. Pendapat tersebut sesuai dengan yang disebutkan Ibnu Abbas r.a. dan yang dunukil dari pendapat tokoh-tokoh lainnya. Kedua, Masjidil Haram. Tepatnya adalah Ka’bah, ulama yang sependapat dengan ini adalah Al-Imam Ibnu Ishaq di sirahnya. Beliau mengungkapkan bahwa diceritakan dari Hasan al-Bisri, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,” ketika aku sedang terlelap tidur di samping Hajar Aswad, tiba-tiba jibril menghampiriku dan menyentuh tubuhku dengan tangannya. Kemudian aku duduk, tapi aku tak melihat apapun. Maka aku kembali ke pembaringanku, tiba-tiba ia mendatangiku lagi untuk yang kedua kalinya dan melakukan hal yang sama seperti semula tapi aku tak melihat apapun. Maka aku kembali ke pembaringanku, tiba-tiba ia mendatangiku untuk yang ketiga kalinya kemudian aku duduk, ia menarik lengannku dan aku bangun bersamanya. Selanjutnya kami keluar menuju pintu masjid, tiba-tiba saja di hadapan kami tampak seekor hewan tunggangan…..”.[9] Setelah itu Nabi dibawa Menuju Palestina khususnya Masjidil Aqsa dan kemudian ke langit dan menuju Sidratul Muntaha. Dalam perjalanan Isra’ Mi’raj beliau menemukan banyak hal yang penting dan yang terpenting ialah beliau menerima perintah untuk shalat 5 waktu.
Itu sedikit tentang peristiwa Isra’ Mi’raj yang mungkin sudah banyak yang mengetahuinya. Sekarang kembali ke pembahasan mengenai keutamaan Msjidil Aqsa. Selain Masjidil Aqsa merupakan tempat yang dikunjungi Rasul pada peristiwa Isra’ Mi’raj, masjid itu juga memiliki banyak keutamaan sesuai yang disebutkan dalam beberapa hadits nabi.  Seperti dalam riwayat Abu Dzar ra, ketika ia berkata, ”Aku bertanya kepada Rasulullah mengenai masjid yang pertama kali dibangun di muka bumi. Maka Rasulullah saw menjawab, ’Masjidil Haram.’ Aku pun bertanya, ’Lalu sesudah itu?’ Beliau menjawab, ’Masjidil Aqsa.’ Aku bertanya lagi, ’Berapa jarak waktu antara keduanya?’ Beliau menjawab, ’Empat puluh tahun.’ Kemudian beliau berkata,’Dimanapun engkau mendapati waktu sholat, lakukanlah sholat. Dan segenap penjuru bumi adalah masjid bagimu.” (HR Bukhari dan Muslim).
Di samping itu, Masjidil Aqsa adalah kiblat pertama umat Islam. Setelah enam belas atau tujuh belas bulan sesudah hijrah ke Madinah, Rasulullah saw dan para sahabat masih berkiblat ke Masjidil Aqsa ketika melakukan shalat. Baru kemudian sesudah itu turun wahyu yang memerintahkan Rasulullah dan umatnya untuk mengalihkan kiblat ke arah Ka’bah. Sesuai dengan hadits yang diriwayatkan dari Al-Barra’ bin Azib ra, ia berkata, “Kami sholat bersama Nabi saw menghadap ke Baitul Maqdis selama enam belas atau tujuh belas bulan, kemudian beliau mengalihkan arah ke kiblat (di Mekkah).” (HR Bukhari dan Muslim)
Rasulullah saw juga menegaskan kedudukan Masjidil Aqsa terhadap Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Dari Abu Said Al-Khudri ra, ia berkata, “Rasulullah saw bersabda, ‘Janganlah melakukan ziarah kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, Masjidil Aqsa, dan masjidku ini (yakni Masjid Nabawi).” (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam sebuah hadits yang berasal dari Abu Ad-Darda’ ra, Rasulullah saw juga bersabda, ”Sholat di Masjidil Haram lebih utama seratus ribu kali lipat daripada sholat di masjid-masjid lainnya. Sholat di Masjid Nabawi lebih utama seribu kali lipat. Dan sholat di Masjidil Aqsa lebih utama lima ratus kali lipat.” (HR Ahmad).
Bahkan dalam hadits yang lain, Maimunah ra bahkan berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah saw, ‘Wahai Rasulullah, beritahulah kami mengenai Baitul Maqdis.’ Rasulullah pun menjawab, “Ia adalah Bumi Mahsyar dan Bumi Mansyar. Maka datanglah kesana dan sholatlah disana, karena sesungguhnya pahala sholat disana seribu kali lipat daripada sholat di tempat-tempat lainnya…” (HR Imam Ahmad).[10]
Di Baitul Maqdis Nabi SAW bertemu dengan para nabi dan bersalaman dengan mereka, bahkan shalat bersama mereka sebagai imam di Baitul Maqdis. Namun Nabi tidak mengenal satu persatu nabi yang shalat bersama beliau di Baitul Maqdis,  karena jumlah mereka sangat banyak dan mereka berkumpul untuk shalat dibelakang beliau. Ketika beliau usai menjadi imam mereka, beliau langsung menyelesaikan perjalanan Isra’ Mi;raj tanpa berkenalan dengan para nabi yang shalat di belakang beliau satu persatu. Tapi, ketika beliau dalam perjalanan naik ke langit, beliau terus bertanya kepada Jibril tentang nabi tadi satu persatu. [11] Namun dalam suatu riwayat bahwa saat Nabi Mengunjungi Baitul Maqdis, keadaan Masjidil Aqsa tersebut belum seperti masjid dan masih dipenuhi oleh patung berhala yang jumlahnya mencapai 309 buah patung. Bahkan Masjidil Aqsa beserta batu Shakhrah merupakan tempat pembuangan sampah. Namun sampah tersebut ketika Umar Bin Khatab datang beliau menyapunya dan mengangkut sampah menggunakan sorbannya sendiri.[12] Jadi bisa dilihat bahwa pada saat Nabi bertemu dan shalat berjamaah bersama para nabi, tempatnya bukan di Masjidil Aqsa karena keadaanya masih seperti itu, melainkan di tempat lain yang masih dekat dengan MAsjidil Aqsa dan masih dalam Baitul Maqdis.
2.4 Masjidil Aqsa Sekarang
Sekarang kondisi Masjidil Aqsa sudah sangat mengkhawatirkan, banyak pihak yang ingin menghapus keberadaan masjdil Aqsa dari umat Islam. Dengan kondisi negara Palestina yang sekarang dalam jajahan kaum yahudi israel sangat memungkinkan bagi kaum yahudi untuk menguasai Masjid yang agung tersebut. Sekarang saja umat Islam tidak bisa leluasa memasuki negara Palestina apalagi memasuki Masjidil Aqsa. Kejadian beberapa hari yang lalu saat rombongan relawan yang menggunakan kapal Marmara yang ingin membantu penduduk Gaza di tembaki oleh tentara israel yang tak bermoral, kejadian itu sudah cukup sebagai bukti susahnya umat muslim di luar Palestina masuk negara Palestina. Apalagi orang Islam dari luar negara Palestina, Warga Palestina saja untuk memasuki Masjidil Aqsa sudah sangat sulit. Banyak syarat bagi warga negara Palestina yang ingin memasuki atau beribadah di Masjidil Aqsa, seperti : hanya orang-orang tua dan anak-anak saja yang diperbolehkan masuk untuk beribadah, diberi batasan untuk masuk Masjidil Aqsa walaupun dengan tujuan ibadah. Semua itu merupakan kejahatan hak asasi manusia yang sudah sangat keterlaluan. Selain itu dampak kerusakan yang terjadi akibat perperangan bukanlah sedikit, banyak sekali bagian-bagian dari Masjidil Aqsa yang rusak. Padahal Masjidil Aqsa merupakan masjid yang dibuat sendiri oleh para nabi dan memilik nilai sejarah yang sangat panjang. Selain itu di dalam Masjidil Aqsa sering terjadi pembantaian kaum muslim oleh israel  pada saat umat muslim sedang tidak bersenjata bahkan pada waktu melaksanakan ibadah. Bisa di bayangkan keadaan umat Muslim yang ada di Palestina sangat memperihatinkan dan mencekam. Untuk beribadah di tempat yang di janjikan Allah dengan lima ratus kali lipat shalat di masjid-masjid lainnya taruhannya nyawa. Dalam keadaan seperti itu sulit rasanya muslim Palestina bisa merasakan ketenangan saat menghadap Allah atau beribadah.
Selain itu musuh-musuh kaum muslim juga menggunakan cara yang licik untuk menghancurkan Masjidil Aqsa, salah satunya dengan menyebarkan berita dan gambar-gambar bohong tentang yang mana Masjidil Aqsa yang sebenarnya.

Mereka menyebutkan bahwa gambar yang terlihat diatas yang memiliki kubah berwarna emas tersebut sebagai Masjidil Aqsa padahal itu kesalahan besar. Gambar masjid yang memiliki kubah berwarna emas tersebut adalah Dome of The Rock atau Masjid Ash Shakrah yang berada dalam satu kawasan bersama Masjidil Aqsa. Sedangkan Masjidil Aqsa yang sebenarnya bisa terlihat pada gambar di atas, yaitu masjid yang terlihat agak jauh yang memiliki kubah berwarna hijau.[13]
Tujuan kaum yahudi menyebarkan kebohongan dengan mengatakan Dome of The Rock atau Masjid Ash Shakrah sebagai Masjidil Aqsa ialah untuk meruntuhkan Masjidil Aqsa yang sebenarnaya. Mereka berharap agar umat Islam menerima kebohongan mereke, sehingga ketika umat Islam sendiri sudah memiliki anggapan yang keliru tentang Masjidil Aqsa maka akan semakin mudah bagi kaum Yahudi untuk menghancurkan Masjidil Aqsa. Dan apabila ada kaum muslim yang mengatakan kaum kepada dunia bahwa kaum Yahudi telah menghancurkan Masjidil Aqsa, maka kaum yahudi akan mengelak dengan mengatakan bahwa Masjidil Aqsa masih utuh namun dengan menyodorkan gambar dari Dome of The Rock atau Masjid Ash Shakrah. Itu merupakan akal licik dari kaum yahudi untuk menghancurkan Masjidil Aqsa yang agung.
Berikut merupakan cuplikan surat yang ditulis oleh Dr. Marwan kepada ketua pengarang harian "Al-Dastour". Dr. Marwan menghimbau bagi umat Islam agar berhati-hati dengan perancangan golongan ‘Bintang Enam’ atau kaum yahudi tentang Masjidil Aqsa dan jangan biarkan mereka berjaya dengan perancangan itu.
Terjemah surat Dr. Marwan:
   Terdapat beberapa kekeliruan di antara Masjidil Aqsa dan The Dome of The Rock. Apabila mereka menyebut tentang Masjidil Aqsa di dalam media setempat  maupun antarbangsa, maka gambar The Dome of The Rock pula yang akan ditunjukkan. Alasan utama mereka melakukan hal itu adalah agar semua orang Islam mengabaikan masjidil aqsa. Tinjauan ini saya peroleh pada saat saya tinggal di USA, disana  saya telah melihat sendiri bahawa mereka di Amerika telah mencetak dan mengedarkan gambar tersebut dan menjualnnya kepada orang arab dan Muslim di sana. Kadang-kadang gambar itu dijual dengan harga yang murah bahkan sering kali  diberikan secara percuma kepada orang muslim supaya orang Muslim dapat mengedarkannya dimana-mana mereka berada. Tak peduli orang-orang rumahan maupun penjabat.
   Ini meyakinkan saya bahawa mereka ingin menghapuskan gambaran Masjid Al-Aqsa dari ingatan umat Islam supaya mereka dapat memusnahkannya dan membina kuil mereka tanpa sepengetahuan publik. Seandainya ada pihak yang membangkang atau menentang, maka mereka akan menunjukkan gambar The Dome of The Rock yang masih utuh berdiri, dan menyatakan bahawa mereka tidak berbuat apa-apa. Rancangan yang sungguh bijak! Saya juga merasa amat terkejut apabila bertanya kepada beberapa rakyat arab, Muslim, bahkan rakyat Palestin kerana saya mendapati bahwa  mereka sendiri tidak dapat membedakan antara kedua bangunan tersebut. Ini benar-benar membuat saya merasa kesal dan sedih kerana hingga kini mereka telah berjaya dalam perancangan mereka.
Dr. Marwan Saeed Saleh Abu Al-Rub Associate Professor,
Mathematics Zayed University Dubai[14]
            Jadi selain ingin mengahancurkan Masjidil Aqsa secara terang-terangan atau dengan senjata, mereka kaum yahudi juga menggunakan cara yang licik dengan menanamkan  kebohongan-kebohongan kepada dunia tentang keaslian Masjidil Aqsa. Sungguh benar-benar licik cara yang di pakai mereka.
            Melihat itu semua, Masjidil Aqsa yang merupakan salah satu masjid yang di muliakan umat Islam dan di agungkan oleh Nabi SAW tentunya harus segera di bebaskan. Sebagaimana dulu yang pernah dilakukan oleh Shalahuddin al-Ayyubi pada masa perang salib.

*****

khoiruddin, juni 2010


[1] http://filestin.wordpress.com/2009/07/16/yang-manakah-masjidil-aqsa/
[2] Ibid.
[3] Hanafi Muhallawi, Tempat-Tempat Bersejarah Dalam Kehidupan Rasulullah(Jakarta:Gema Insani Press, 2005), 54.
[4] http://filestin.wordpress.com/2009/07/16/yang-manakah-masjidil-aqsa/

[5] Hanafi Muhallawi, Tempat-Tempat Bersejarah Dalam Kehidupan Rasulullah(Jakarta:Gema Insani Press, 2005), 53.
[6] Hanafi Muhallawi, Tempat-Tempat Bersejarah Dalam Kehidupan Rasulullah(Jakarta:Gema Insani Press, 2005), 49-51.

[7] Hanafi Muhallawi, Tempat-Tempat Bersejarah Dalam Kehidupan Rasulullah(Jakarta:Gema Insani Press, 2005), 56.
[8]http://filestin.wordpress.com/2009/07/16/yang-manakah-masjidil-aqsa/


[9] Hanafi Muhallawi, Tempat-Tempat Bersejarah Dalam Kehidupan Rasulullah(Jakarta:Gema Insani Press, 2005), 49.
[10] http://filestin.wordpress.com/2009/07/16/keutamaan-masjidil-aqsha/
[11] http://tausiyahmuslim.blogspot.com/2010/06/deskripsi-masjid-al-aqsa.html
[12] Hanafi Muhallawi, Tempat-Tempat Bersejarah Dalam Kehidupan Rasulullah(Jakarta:Gema Insani Press, 2005), 52.

No comments:

Post a Comment