PENGEMBANGAN
MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN METODE SOROGAN DAN TEAM TEACHING PADA MATERI BILANGAN DI
KELAS VII B MTs NURUL JADID SIDAYU GRESIK
Oleh : Khoiruddin
ABSTRAK
Metode sorogan merupakan metode yang menitikberatkan pada
perkembangan belajar secara individual dengan cara seorang
santri menghadap guru satu demi satu untuk
belajar kitab. Metode sorogan memiliki banyak kelebihan, namun masih
sedikit yang menerapkannya dalam pembelajaran formal di sekolah terutama
matematika. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran
dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang heterogen (kelompok asal) untuk
bekerja sama dan saling bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi yang
harus dipelajari (kolompok ahli) serta menyampaikan materi tersebut kepada
anggotanya (kelompok asal), sedangkan team
teaching ialah salah satu metode mengajar sebuah mata pelajaran
yang dilakukan oleh lebih dari seorang guru. Melihat kelebihan dari metode
sorogan, sehingga peneliti akan mencoba mengembangkan model pembelajaraan
kooperatif tipe Jigsaw yang akan dipadukan dengan metode sorogan dan team teaching dalam pembelajaran
matematika.
Penelitian
ini merupakan penelitian pengembangan, subjek
penelitian adalah siswa kelas VII. Model pengembangan perangkat
pembelajaran pada penelitian ini adalah jenis pengembangan model 4-D yang
terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap
pendefinisian, tahap perancangan, tahap pengembangan, dan tahap penyebaran, namun pada penelitian ini dibatasi hingga tahap
pengembangan. Pengambilan data dilakukan dengan
teknik observasi, angket, dan tes.
Berdasarkan
hasil analisis data diperoleh bahwa kevalidan
RPP berkategori valid (3,3), kevalidan buku siswa berkategori valid (3,4),
kevalidan LKS berkategori valid (3,6), masing-masing perangkat pembelajaran
dinilai praktis oleh para ahli, aktivitas siswa dapat dikatakan efektif
(seluruh aspek telah memenuhi kriteria waktu efektif), keterlaksanaan sintaks
pembelajaran memenuhi kriteria efektif (setiap pertemuan >75% terlaksana
dengan nilai 2,95), respon siswa terhadap proses pembelajaran adalah positif,
dan hasil belajar siswa memenuhi batas ketuntasan secara individual dan
klasikal (83,33%).
bersambung
No comments:
Post a Comment