Wednesday 29 June 2016

Pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan metode sorogan dan team teaching pada materi bilangan di kelas VII B MTs Nurul Jadid Sidayu Gresik BAB 3 Metode Penelitian. G. Teknik Analisis Data

G.      Teknik Analisis Data
1.      Analisis Data Validasi Perangkat
Analisis data hasil validasi perangkat pembelajaran dilakukan dengan mencari rata-rata tiap kategori dan rata-rata tiap aspek dalam lembar validasi, hingga akhirnya didapatkan rata-rata total penilaian validator terhadap masing-masing perangkat pembelajaran.  Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :



a)       Mencari Rata-rata Tiap Kategori dari Semua Validator
             
Keterangan:
RKi    : rata-rata kategori ke - i
Vji     : skor hasil penilaian validator ke-j terhadap kategori ke-i  
n       : banyaknya validator
b)      Mencari Rata-rata Tiap Aspek dari Semua Validator
             
Keterangan:
RAi    : rata-rata aspek ke - i
RKji  : rata-rata kategori ke-j terhadap aspek ke-i
n       : banyaknya kategori dalam aspek ke-i
c)         Mencari Rata-rata Total Validitas
Keterangan:
VR    : rata-rata total validitas
RAi   : rata-rata aspek ke-i
n       : banyaknya aspek
Untuk menentukan kategori kevalidan suatu perangkat diperoleh dengan mencocokkan VR dengan kategori kevalidan perangkat pembelajaran  menurut Khabibah, sebagai berikut [1]:
Tabel 3.1
Kriteria Pengkategorian Kevalidan Perangkat Pembelajaran

Interval Skor
Kategori Kevalidan
£ VR £  5
3  £ VR <  4
2  £ VR <  3
1  £ VR <  2
Sangat valid
Valid
Kurang valid
Tidak valid
Keterangan :
VR adalah rata-rata total hasil penilaian validator terhadap perangkat pembelajaran meliputi RPP, buku siswa dan LKS.
Perangkat dikatakan valid jika interval skor pada semua rata-rata berada pada kategori "valid" atau "sangat valid".
2.      Analisis Data Keefektifan Perangkat Pembelajaran
a.       Analisis Instrumen Aktivitas Siswa
Hasil analisis penilaian terhadap lembar pengamatan aktivitas siswa diperoleh dari deskripsi hasil pengamatan aktivitas siswa selama pelaksanaan proses pembelajaran dalam uji coba di lapangan, yang dianalisis dengan menggunakan rumus, yaitu :


Aktivitas siswa kategori ke-n (%)
Setelah diperoleh hasil dari aktivitas siswa kategori ke-n (%), kemudian menentukan rata-rata prosentase aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan rumus :
Rata- rata (%)
Selanjutnya peneliti memperhatikan besarnya aktivitas siswa dalam tiap kategori untuk menentukan aktivitas siswa yang paling dominan yaitu prosentase dari aktivitas siswa dikatakan aktif jika prosentase dari setiap aktivitas siswa yang dikategorikan aktif lebih besar dari pada aktivitas siswa yang dikategorikan siswa pasif. Aktivitas siswa dikatakan efektif jika prosentase siswa aktif lebih besar dari prosentase siswa pasif.
b.      Data Respon Siswa Terhadap Pembelajaran
Data yang diperoleh berdasarkan angket tentang respon siswa terhadap perangkat pembelajaran dan kegiatan pembelajaran dianalisis denga menggunakan statistik deskriptif, yaitu menghitung persentase tentang pernyataan yang diberikan.
Angket respon siswa digunakan untuk mengukur pendapat siswa terhadap perangkat baru, dan kemudahan memahami komponen-komponen : materi/ isi pelajaran, format buku siswa, dan tujuan pembelajaran, LKS, suasana belajar, dan cara guru mengajar serta minat penggunaan, kejelasan penjelasan dan bimbingan guru. Persentase respon siswa dihitung dengan menggunakan rumus :
Keteranagan : A = proporsi siswa yang memilih
                                           B = jumlah siswa (responden)
 Analisis respon siswa terhadap  proses pembelajaran ini dilakukan dengan mendeskripsikan respon siswa terhadap proses pembelajaran. Persentase tiap respon dihitung dengan cara, jumlah aspek yang muncul dibagi dengan seluruh jumlah siswa dikalikan 100%. Angket respon siswa diberikan kepada siswa setelah seluruh kegiatan belajar mengajar selesai dilaksanakan. Reaksi siswa dikatakan positif jika 70% atau lebih siswa merespon dalam kategori positif (senang, berminat, dan tertarik)[2].


c.       Hasil Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran
Keterlaksanaan langkah-langkah kegiatan pembelajaran akan diamati oleh 1 orang pengamat yang sudah dilatih sehingga dapat mengoperasikan lembar pengamatan dengan keterlaksanaan sintaks pembelajaran. Penyajian keterlaksana8an dalam bentuk pilihan, yaitu terlaksana dan tidak terlaksana.
Skala persentase untuk menentukan keterlaksanaan RPP dengan menggunakan rumus sebagai berikut :  
Selanjutnya sebelum menentukan rata-rata total (RT) keterlaksanaan RPP terlebih dahulu mencari rata-rata tiap kategori dan rata-rata tiap aspek. Untuk menentukan mencari rata-rata tiap kategori dan rata-rata tiap aspek menggunakan rumus :
Keterangan:
Ai        : rata-rata kategori ke - i
Bji     : nilai pertemuan ke-j terhadap kategori ke-i  
n       : banyaknya pertemuan

Keterangan:
Ci        : rata-rata aspek ke - i
Aji     : rata-rata kategori ke-j terhadap aspek ke-i
n       : banyaknya kategori dalam aspek ke-i
         untuk mencari rata-rata total menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan:
RT    : rata-rata total
Ci      : rata-rata aspek ke-i
n       : banyaknya aspek
Penilaian keterlaksanaan pembelajaran dilakukan dengan mencocokan hasil rata-rata total skor yang diberikan dengan kriteria sebagai berikut :
3,00 < RT £ 4,00  : Sangat baik
2,00 < RT £ 3,00  : Baik
1,00 < RT £ 2,00  : Kurang Baik
                 RT £ 1,00  : Tidak Baik
Penentuan kriteria keefektifan keterlaksanaan sintaks pembelajaran berdasarkan prosentase keterlaksanaan RPP dalam pembelajaran dan penilaiannya. Keterlaksanaan sintaks pembelajaran dikatakan efektif  apabila  waktu  yang digunakan setiap aspek pada setiap RPP dengan persentase yang diperoleh ³ 75% dengan penilaian baik atau sangat baik[3].
d.      Data Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa dapat dihitung secara individual dan secara klasikal. Hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor siswa yang diperoleh dengan mengerjakan tes hasil belajar yang diberikan setelah berakhirnya proses pembelajaran. Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan MTs Nurul Jadid, maka siswa dipandang tuntas secara individual jika mendapatkan skor ≥ 75  dengan pengertian bahwa siswa tersebut telah mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi, atau mencapai tujuan pembelajaran.
Sedangkan keberhasilan kelas (ketuntasan klasikal) dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai skor minimal 76, sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut.

Persentase ketuntasan klasikal dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :



[1] Siti Khabibah, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Soal Terbuka untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa Sekolah Dasar. Disertasi, (Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Surabaya, 2006),  h.90
[2] Shoffan Shoffa, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan PMR pada Pokok Bahasan Jajar Genjang dan Belah Ketupat.Skripsi,(Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Surabaya, 2008 : Tidak dipublikasikan), h. 53
[3] Ibid

No comments:

Post a Comment