B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas peneliti memiliki beberapa pertanyaan penelitian yang ingin peneliti
ajukan, yaitu :
1.
Bagaimana kevalidan hasil
pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan metode sorogan
dan team teaching di kelas VII B MTs
Nurul Jadid Gresik sub pokok bahasan bilangan?
2.
Bagaimana kepraktisan hasil
pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan metode sorogan dan
team teaching di kelas VII B MTs
Nurul Jadid Gresik sub pokok bahasan bilangan?
3.
Bagaimana keefektifan proses
pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw dengan metode sorogan dan
team teaching di kelas VII B MTs
Nurul Jadid Gresik sub pokok bahasan bilangan?
C.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan di adakannya penelitian adalah :
1.
Untuk mengetahui kevalidan hasil
pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan metode sorogan
dan team teaching di kelas VII B MTs
Nurul Jadid Gresik sub pokok bahasan bilangan.
2.
Untuk mengetahui kepraktisan hasil
pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan metode sorogan
dan team teaching di kelas VII B MTs
Nurul Jadid Gresik sub pokok bahasan bilangan.
3.
Untuk mengetahui keefektifan proses
pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw dengan metode sorogan dan team teaching di kelas VII B MTs Nurul
Jadid Gresik sub pokok bahasan bilangan.
D.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain dalam
melaksanakan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini.
2.
Peneliti dapat memberi informasi
kepada guru matematika tentang metode sorogan yang biasanya digunakan dalam
pembelajaran kitab di pesantren, ternyata
bisa diterapakan dalam pembelajaran matematika di sekolah khususnya
materi bilangan dengan memadukannya dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
dan metode team teaching.
3.
Perangkat yang telah dikembangkan dan di
uji cobakan bisa di pertimbangkan untuk digunakan dalam proses pembelajaran
matematika di sekolah.
E.
Definisi Operasional
Agar tidak
terjadi kesalahpahaman mengenai istilah yang digunakan dalam penelitian ini,
maka didefinisikan beberapa istilah sebagai berikut:
1.
Model pembelajaran adalah pola
interaksi siswa dengan guru didalam kelas yang menyangkut pendekatan, strategi,
metode, dan tekhnik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar di kelas.
2.
Model pembelajaran kooperatif
adalah model pembelajaran yang mengkondisikan siswa bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil yang heterogen untuk menuntaskan materi pelajaran
bersama-sama.
3.
Model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok
kecil yang heterogen (kelompok asal) untuk bekerja sama dan saling bertanggung
jawab atas ketuntasan bagian materi yang harus dipelajari (oleh kolompok ahli)
serta menyampaikan materi tersebut kepada anggotanya (kelompok asal).
4.
Metode sorogan merupakan metode pengajaran kitab
kuning di pesantren
salaf dimana penyampaiannya dengan cara kyai atau ustazd mengajar santri
seorang demi seorang secara bergantian, dan santri membawa kitab
sendiri-sendiri. Pengajaran diawali dengan kyai membacakan kitab yang diajarkan
kemudian menterjemahkan kata demi kata serta menerangkan maksudnya, setelah itu
santri disuruh membaca dan mengulangi seperti apa yang telah dilakukan kyai, sehingga
setiap santri menguasainya.
5.
Metode team teaching ialah salah
satu metode mengajar sebuah mata pelajaran yang dilakukan oleh lebih dari
seorang guru. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan semi team teaching bentuk ketiga yaitu satu
mata pelajaran disajikan oleh sejumlah guru dengan mendesain siswa secara
berkelompok.
6.
Valid memiliki arti yaitu menurut cara yang
semestinya, berlaku, atau sahih. Perangkat dikatakan valid jika perangkat yang
dibuat sesuai dengan kriteria valid menurut validator.
7.
Karakteristik produk pendidikan yang memiliki kualitas
kepraktisan yang tinggi apabila ahli dan guru mempertimbangkan produk itu dapat
digunakan dan realitanya menunjukkan bahwa mudah bagi guru dan siswa untuk
menggunakan produk tersebut.
8.
Efektivitas
perangkat pembelajaran adalah seberapa besar pembelajaran dengan menggunakan
perangkat yang dikembangkan mencapai indikator-indikator efektivitas
pembelajaran.
9.
Materi yang dibahas dalam
penelitian ini adalah sifat-sifat penjumlahan bilangan bulat, sifat-sifat
perkalian bilangan bulat dan mengubah bentuk pecahan. Ketiga materi tersebut
masuk pada pokok bahasan bilangan dengan standart kompetensinya adalah memahami sifat-sifat operasi
hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah, dan kompetensi dasar yang harus dicapai adalah melakukan operasi hitung bilangan
bulat dan pecahan.
F. Batasan Penelitian
Agar masalah yang dikaji dalam penelitian
ini menjadi terarah dan tidak melebar maka peneliti memberikan pembatasan
masalah sebagai berikut:
1.
Materi dalam penelitian ini hanya dibatasi pada materi
bilangan dengan mengambil sub pokok bahasan sifat-sifat penjumlahan bilangan
bulat, sifat-sifat perkalian bilangan bulat, dan mengubah bentuk pecahan.
2.
Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini
adalah model pengembangan menurut Thiagarajan yang terdiri dari 4 tahap (four D model) yaitu tahap define (pendefinisian), tahap design (perancangan), tahap develop (pengembangan)
serta disseminate (penyebaran). Namun pada penelitian
ini hanya dibatasi sampai pada tahap development (pengembangan).
3.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan
hanya sebatas pada RPP, LKS dan buku siswa.
Uji coba hanya terbatas di kelas VII B MTs Nurul Jadid Sidayu Gresikbersambung