Saturday, 15 March 2014

Pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan metode sorogan dan team teaching pada materi bilangan di kelas VII B MTs Nurul Jadid Sidayu Gresik bab 2 B. model pembelajaran kooperatif



B.       Model Pembelajaran Kooperatif
1.        Pengertian model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan paradigma konstruktivisme. Pendekatan teori konstruktivisme pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan proses belajar mengajar, sehingga proses belajar mengajar lebih berpusat pada siswa (student centered) dari pada teacher centered. Dengan kata lain pembelajaran model kooperatif berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator[1].
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang di dalamnya terdapat kerja sama kelompok siswa untuk mencapai tujuan bersama. Seperti yang diungkapkan oleh Johnson & Johnson “cooperatif learning adalah mengelompokkan siswa ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut”. Sedangkan menurut Slavin dalam Ibrahim, model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok yang heterogen baik jenis kelamin maupun tingkat kemampuannya[2].
Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk terlihat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar. Menurut Isjoni model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan aktivitas siswa karena cooperatif learning adalah sebuah model pembelajaran aktif dan partisipatif[3].
Menurut Lugdren terdapat beberapa unsur dasar yang ada pada model pembelajaran kooperatif, yaitu[4]:
a.       Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”.
b.      Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
c.       Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.
d.      Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara anggota kelompok.
e.       Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
f.       Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar.
g.      Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam 1 kelompok kooperatif.
Pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif berfungsi melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar anggota kelompok, sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antar anggota kelompok selama kegiatan.
Pembelajaran kooperatif ini istimewa dibanding model-model pembelajaran lainnya, karena menggunakan suatu struktur tugas dan penghargaan yang berbeda untuk meningkatkan pembelajaran siswa. Struktur tugas memaksa siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil. Sistem penghargaan mengakui usaha bersama, sama baiknya seperti usaha individual. Model pembelajaran kooperatif berkembang dari kebiasaan pendidikan yang menekankan pada pemikiran demokratis dan latihan atau praktek, pembelajaran aktif, lingkungan pembelajaran yang kooperatif dan menghormati adanya perbedaan budaya masyarakat yang bermacam-macam.   
2.        Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Arends pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut[5] :
a.    Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi belajar.
b.    Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
c.    Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda.
d.   Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.
3.        Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif pada dasarnya dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran, yaitu :
a.       Hasil belajar akademik
Slavin menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik”[6]. Ini berarti bahwa model pembelajaran kooperatif dapat membantu semua siswa dalam memahami konsep yang sulit. Karena dalam setiap kelompok belajar terdapat siswa dengan kemampuan beragam mulai dari tinggi, sedang, dan rendah. Siswa dengan kemampuan tinggi akan menjadi tutor bagi temannya yang berkemampuan rendah sehingga ia harus belajar lebih mendalam. Demikian juga siswa yang berkemampuan rendah diharapkan akan meningkatkan hasil kerjanya dengan adanya tutorial tersebut.
b.      Penerimaan terhadap perbedaan individu
Slavin menyatakan bahwa “efek penting dari model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas, sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan”[7]. Hal ini disebabkan dalam model pembelajaran kooperatif menuntut siswa dengan berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja sama dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
c.       Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan ini mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama  dan kolaborasi. Dengan bekerja sama diharapkan juga berkembang keterampilan sosial siswa.


[1]  Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik(Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h.22
[2] Isjoni, Pembelajaran Kooperatif(meningkatkan kecerdasan komunikasi antar peserta didik(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h.25
[3] Isjoni, Cooperatif Learning; Efektifitas Pembelajaran Kelompok(Bandung: Alfabeta,2007),  h.37
[4] Ibid., h.13-14
[5] Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik…., h.47
[6] Muslimin Ibrahim,dkk. pembelajaran kooperatif(Surabaya: University Press,2000), h.7
[7] Ibid 


bersambung

Sunday, 9 March 2014

Pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan metode sorogan dan team teaching pada materi bilangan di kelas VII B MTs Nurul Jadid Sidayu Gresik bab II A. pengertian model pembelajaran



BAB II
KAJIAN TEORI

A.       Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dan mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melakukan aktivitas pembelajaran. Joyce mengatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.[1]
Dalam suatu model pembelajaran bukan hanya terfokus pada apa yang harus dilakukan guru, akan tetapi menyangkut tahapan-tahapan, sistem sosial yang diharapkan, prinsip-prinsip reaksi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Karena itu pemilihan model pembelajaran sangatlah penting guna tercapainya iklim pembelajaran aktif yang bermakna guna mencapai tujuan dalam pembelajaran tersebut.


[1] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif(Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2011), h.22


bersambung